Archive for Februari, 2013

Efek Terlalu Lama Bermain Internet

1-5

Internet memudahkan semua orang untuk memperoleh berbagai informasi yang diinginkannya, belum termasuk kemudahan untuk mendapatkan film, musik dan game favorit. Akibatnya banyak orang yang rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer karena ‘kecanduan’ pada internet. Padahal menurut studi baru, terlalu lama main internet dapat memunculkan efek withdrawal (sakaw) layaknya pengguna obat-obatan terlarang.

Selain itu, main internet selama berjam-jam menyebabkan munculnya ‘mood negatif’ pada pelakunya dan sama halnya dengan pecandu obat-obatan, suasana hati ‘pecandu’ internet baru akan membaik jika mereka kembali bermain internet.

“Temuan kami menunjukkan bahwa separuh generasi muda yang kami pelajari menghabiskan begitu banyak waktu dengan internet yang memiliki konsekuensi negatif pada seumur hidupnya. Jadi ketika mereka offline, mereka menunjukkan penurunan mood layaknya orang-orang yang kecanduan obat terlarang seperti ekstasi,” ungkap Profesor Phil Reed dari departemen psikologi.

Kesimpulan itu diperoleh setelah melibatkan 60 partisipan dengan usia rata-rata 25 tahun di College of Human and Health Sciences, Swansea University, UK. Partisipan diberi serangkaian tes psikologi untuk mencari tahu kadar kecanduan partisipan terhadap internet, suasana hati atau mood, tingkat kecemasan dan apakah partisipan mengalami depresi atau tidak.

Kemudian partisipan diminta untuk browsing internet selama 15 menit, barulah setelah itu kondisi mood dan tingkat kecemasan partisipan dicek kembali.

“Dampak negatif dari penggunaan internet secara berlebihan dapat dilihat pada berbagai aspek kehidupan pecandu. Kecanduan internet juga dikaitkan dengan depresi, impulsif dan autisme,” simpul peneliti seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (19/2/2013).

Dengan kata lain studi yang dipublikasikan dalam jurnal Plus One ini mencatat bahwa penggunaan internet memberikan dampak yang luar biasa terhadap mood positif orang-orang yang kecanduan internet. Apalagi dengan munculnya withdrawal (sakaw) yang menunjukkan adanya perbedaan efek yang signifikan antara orang yang kecanduan dengan pengguna internet yang biasa-biasa saja.

Bahkan peneliti menduga gejala withdrawal ini bisa jadi lingkaran setan. “Dampak negatif paparan internet terhadap mood pecandu internet dapat berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan internet oleh individu-individu tersebut dalam rangka mengurangi rendahnya mood mereka, terutama dengan penggunaan internet secara berlebihan,” tutup peneliti.
Sumber : Detik.com

Semoga bermanfaat …

WHO: Batasi Asupan Garam pada Anak

Penulis : Lusia Kus Anna | Jumat, 1 Februari 2013 | 14:20 WIB

Garam

Kompas.com – Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi pembatasan konsumsi garam dari pola makan anak. Panduan yang baru pertama kali dikeluarkan ini diharapkan bisa mencegah penyakit kronik yang disebabkan pola makan yang buruk.

WHO menyebutkan konsumsi garam yang tinggi merupakan faktor dibalik terjadinya tekanan darah tinggi yang akan memicu penyakit jantung dan stroke, penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia.

Penyakit jantung, stroke, dan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes, kanker, dan pernapasan kronik merupakan penyebab kematian terbesar dibanding dengan kombinasi seluruh penyakit lainnya.

“Penyakit tidak menular terkait pola makan adalah kronik dan perlu waktu bertahun-tahun untuk terbentuk. Selain itu menunda kejadian penyakit tersebut akan meningkatkan kualitas hidup dan menghemat biaya,” demikian menurut pernyataan WHO.

Mengurangi asupan sodium yang dimulai sejak anak-anak akan mencegah penyakit hipertensi dan faktor risiko penyakit jantung lainnya yang baru terbentuk di usia dewasa.

WHO juga merevisi rekomendasi garam bagi orang dewasa, yang sebelumnya 2.000 mg per hari menjadi kurang dari 2.000 mg per hari. Sementara itu potasium disarankan dikonsumsi minimal 3.510 mg per hari.

“Saat ini orang terlalu banyak mengonsumsi sodium dan kurang potasium,” katanya.

Potasium antara lain bisa ditemukan pada kacang-kacangan, sayuran, terutama bayam dan kol, serta buah-buahan seperti pisang atau pepaya.

Sodium secara alami bisa didapatkan pada banyak makanan, seperti produk susu dan telur. Makanan yang diproses pada umumnya mengandung garam tinggi. Misalnya saja pada 100 gram daging asap (bacon), pretzel atau popcorn terkandung 1.500 mg sodium.

Dalam rekomendasi terbaru ini diharapkan orang menyeimbangkan konsumsi sodium dan potasium. “Kesuksesan implementasi dari rekomendasi ini akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat,” katanya.

Dalam waktu dekat WHO juga akan mengeluarkan rekomendasi batasan aman konsumsi lemak dan gula.

Semoga bermanfaat …

Keracunan Merkuri dari Kosmetik

Penulis : Lusia Kus Anna | Sabtu, 2 Februari 2013 | 14:25 WIB

kosmetik

Kompas.com – Definisi cantik bagi kebanyakan perempuan tak jauh dari citra yang digaungkan di media massa, rambut lurus, langsing, dan berkulit putih. Terjerat mitos tersebut, banyak perempuan tak peduli lagi apakah produk perawatan kecantikan yang dipakai mengandung zat berbahaya atau tidak.

Pada hampir penyelidikan yang dilakukan di sejumlah daerah, Badan Pengawasan Obat dan Kosmetik (BPOM) kerap menemukan kosmetik dengan kandungan bahan berbahaya, terutama merkuri. Jumlahnya bukan cuma sedikit, tapi ribuan. Sebagian besar adalah produk ilegal dari China.

Produk tersebut biasanya pemutih kulit, krim perawatan kulit (krim pagi/malam), lipstik, pewarna kelopak mata, dan produk make up lain.

Paparan merkuri bisa menyebabkan dampak serius bagi kesehatan. “Bisa merusak ginjal dan sistem saraf. Selain itu efeknya pada janin adalah mengganggu perkembangan otak, juga pada bayi dan balita,” kata Charles Lee, dari Food and Drug Adminitration (FDA) AS.

Yang perlu diwaspadai, kita tetap bisa terpapar merkuri meski tak menggunakannya secara langsung ke kulit. Menurut Lee, seseorang, terutama anak-anak, bisa terpapar merkuri hanya dengan menghirup uap dari benda-benda yang mengandung merkuri.

“Anak-anak juga bisa terpapar jika mereka menyentuh orangtuanya yang memakai produk mengandung merkuri. Apalagi jika tanpa sengaja anak memasukkan tangannya ke mulut,” katanya.

Apabila terserap kulit, merkuri akan masuk ke aliran darah dan sistem saraf sehingga bisa menimbulkan efek pusing, mudah marah, susah tidur, dan dalam jangka panjang merusak ginjal.

Lindungi diri dan anak-anak dengan menghindari produk kosmetik berbahaya tersebut. Simak tips berikut:

– Periksa label produk kosmetik pencerah kulit atau antipenuaan (anti-aging). Jangan beli produk yang mengandung kata “mercurous chloride”, “calomel”, “mercuric”, “mercurio”, atau “mercury”.

– Jika produk tidak memiliki label atau daftar kandungannya, jangan gunakan produk tersebut. Undang-undang mewajibakan daftar kandungan disebut dalam kemasan obat atau kosmetik.

– Sebaiknya Anda tidak membeli produk yang tidak memiliki label bahasa Indonesia.

– Bila Anda curiga produk kosmetik yang sekarang digunakan mengandung merkuri, segera hentikan.

Semoga bermanfaat …